doodlebaseball.org – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan penggunaan suntikan pencegahan HIV dua kali setahun. Rekomendasi ini muncul dalam konferensi AIDS internasional di Munich, Jerman. WHO menyampaikan keprihatinan atas keterbatasan pendanaan global dalam memerangi HIV. Karena alasan itu, WHO menganggap pentingnya solusi yang lebih efisien. Strategi baru ini bertujuan memperluas akses pencegahan di seluruh dunia.
Apretude Muncul Sebagai Solusi Praktis
Suntikan bernama cabotegravir long-acting (Apretude) menjadi andalan WHO dalam strategi pencegahan. Berbeda dengan pil PrEP harian, Apretude hanya perlu disuntikkan dua kali dalam setahun. Kepraktisannya membuat pasien lebih mudah menjaga kepatuhan pengobatan. Dengan efektivitas tinggi, Apretude menurunkan risiko penularan HIV secara drastis. WHO melihat potensi besar dari penggunaan luas obat ini di komunitas berisiko tinggi.
Pendanaan HIV Global Mengalami Penurunan
Laporan terbaru menunjukkan bahwa dana internasional untuk HIV terus menyusut sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2023, pendanaan menurun sebesar 1 miliar dolar dibandingkan tahun sebelumnya. WHO menyatakan kekhawatiran bahwa penurunan ini menghambat distribusi teknologi medis terbaru. Tanpa dukungan dana yang cukup, negara-negara berpenghasilan rendah akan kesulitan menjangkau solusi pencegahan. Organisasi itu meminta perhatian global terhadap tren negatif ini.
Risiko Penularan Masih Tinggi di Negara Berkembang
Jumlah infeksi HIV baru tetap tinggi, terutama di negara berkembang. WHO mencatat lebih dari 1,3 juta kasus baru pada 2023. Mayoritas terjadi di kawasan berpenghasilan menengah ke bawah, termasuk sub-Sahara Afrika dan Asia Tenggara. Suntikan dua kali setahun memberikan alternatif yang lebih efektif dibandingkan pengobatan oral harian. Dengan pendekatan ini, WHO berharap jumlah infeksi baru dapat ditekan secara signifikan.
Tantangan Biaya Perlu Tindakan Global
Harga Apretude masih menjadi kendala besar bagi banyak negara. WHO menyoroti bahwa distribusi obat ini masih terbatas di negara maju. Perusahaan farmasi ViiV Healthcare memproduksi Apretude, tetapi belum memberikan akses generik secara luas. WHO mendorong perjanjian lisensi agar negara-negara miskin bisa membeli obat ini dengan harga terjangkau. Kolaborasi global diperlukan untuk memastikan keadilan akses.
WHO Minta Komitmen Politik Internasional
Pemerintah, donor, dan sektor swasta harus memperkuat komitmen dalam slot depo 10k mendanai pencegahan HIV. WHO menyerukan percepatan proses regulasi dan distribusi suntikan PrEP di negara-negara terdampak. Stabilitas pendanaan menjadi syarat utama bagi kesuksesan strategi ini. Organisasi ini juga menekankan pentingnya keterlibatan komunitas dalam pelaksanaan program. Dengan langkah terkoordinasi, dunia bisa memperlambat laju penyebaran HIV secara signifikan.